Banda Aceh – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam acara Bincang Bareng Media (BBM) yang diselenggarakan pada 8 Januari 2025.
Kepala KPwBI Aceh, Rony Widijarto P., memaparkan berbagai strategi dan program unggulan yang dirancang untuk meningkatkan daya saing UMKM di Aceh serta memperkuat ketahanan ekonomi daerah di tahun 2025.
Rony menekankan bahwa UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi sebesar 57,14% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hampir 97% tenaga kerja. Namun, di Aceh, sektor UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan akses pembiayaan, rendahnya tingkat digitalisasi, dan kesulitan dalam pemasaran produk. Untuk itu, Bank Indonesia telah merancang sejumlah pilar strategis guna mendukung UMKM agar dapat bersaing di pasar lokal, nasional, dan internasional.
“Tahun 2025 ini, Bank Indonesia akan terus memperkuat dukungan untuk UMKM melalui tiga pilar utama: Korporatisasi, Peningkatan Kapasitas, dan Akses Pembiayaan. Kami juga telah melaksanakan berbagai program digitalisasi dan fasilitasi pembiayaan, termasuk integrasi sistem pembayaran digital melalui QRIS, yang pada akhir 2024 sudah digunakan oleh lebih dari 652.682 pengguna di Aceh,” ujar Rony.
Pada triwulan III 2024, ekonomi Aceh tercatat tumbuh 5,17% (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 4,95%. Pertumbuhan yang signifikan ini didorong oleh sektor-sektor seperti transportasi, industri pengolahan, pertanian, dan akomodasi makanan serta minuman, yang turut terdampak positif dari pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut.
Selain itu, pembiayaan untuk sektor UMKM di Aceh pada November 2024 tercatat tumbuh sebesar 13,77% (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 13,45%. Pembiayaan UMKM berdasarkan lokasi proyek juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,21%, meningkat dari 2,46% pada triwulan sebelumnya. Namun, Bank Indonesia terus mendorong agar pembiayaan untuk UMKM dapat lebih merata dan terjangkau bagi pelaku usaha di berbagai sektor.
Program Unggulan untuk UMKM dan Hilirisasi Produk
Dalam rangka mendukung hilirisasi dan diversifikasi produk, KPwBI Aceh telah memperkuat klaster-klaster strategis seperti pangan, perikanan, dan fesyen. Salah satu program unggulan yang telah berhasil dijalankan adalah pengembangan model bisnis perikanan melalui program rumpon ijuk. Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas nelayan kecil hingga 47,75%, serta menurunkan biaya produksi, khususnya biaya bahan bakar minyak (BBM) sebesar 5,70%.
Selain itu, dalam komoditas pangan, Bank Indonesia juga mendorong hilirisasi pertanian melalui program Urban Farming, serta pemberdayaan pesantren dan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG). Untuk komoditas cabai, program hilirisasi mencakup pengembangan produk turunan seperti pasta cabai, bubuk cabai, saus sambal, dan cabai kering dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Pada sektor pertanian, Bank Indonesia mendukung baik sisi hulu maupun hilir. Di sisi hulu, dukungan berupa sarana dan prasarana budidaya serta mesin pertanian modern telah disalurkan kepada kelompok tani. Sementara di sisi hilir, revitalisasi fasilitas pasca panen, seperti color sorter untuk meningkatkan kualitas beras, telah membantu meningkatkan kualitas produk pertanian lokal.
Program Strategis di 2025
Memasuki tahun 2025, KPwBI Aceh telah menyiapkan serangkaian program strategis untuk memperkuat perekonomian daerah. Beberapa inisiatif yang akan diluncurkan antara lain adalah pengembangan industri pengolahan hasil perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, program Urban Farming untuk integrasi teknologi digital dalam pertanian perkotaan, serta memperluas penggunaan QRIS di pasar tradisional dan kegiatan masyarakat untuk memperkuat sistem pembayaran digital.
“Melalui sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat, kami optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh dapat terus berlanjut dengan lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing pada tahun 2025,” tambah Rony.
Dengan berbagai program unggulan ini, KPwBI Aceh berharap dapat memberikan dampak positif bagi UMKM dan ekonomi Aceh secara keseluruhan, serta mendorong kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan daya saing, akses pasar, dan pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai sektor ekonomi.