Banda Aceh – Dalam rangka menyukseskan bulan penimbangan dan pembagian vitamin A, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh menggelar pertemuan persiapan kegiatan yang dihadiri 11 tenaga pelaksana gizi (TPG) dan 11 bidan koordinator dari Puskesmas.
Dalam hal ini, TPG dan bidan koordinator Puskesmas mengeluhkan menurunnya partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu di masa pandemi Covid-19, ditambah kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu balita tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melalui Kasi Kesga dan Gizi Siti Fatimah, S.TP., mengungkapkan ada enam rekomendasi yang dihasilkan dari pertemuan persiapan pelaksanaan bulan penimbangan dan pemberian vitamin A yang akan dilaksanakan pada bulan Februari mendatang.
“Adapun rekomendasi dari pertemuan diantaranya, semua balita dapat discreening dan tidak ada balita gizi buruk,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon. Kamis (28/1/21).
Lebih lanjut, sebutnya, akan dilakukannya peningkatan kompetensi/pengetahuan bagi kader posyandu, berkoordinasi dengan para keuchik dalam perencanaan pengadaan alat-alat antropometri yang sesuai standar, bidan koordinator diharapkan dapat membuat jadwal rutin untuk kegiatan kelas ibu balita dan kelas ibu hamil dan akan dilakukan pelatihan online bagi kader dan bidan desa.
Sementara itu, para TPG dan bidan koordinator puskesmas juga berharap agar kader yang sudah terlatih pengukuran/antropometri tidak dilakukan pergantian. Kondisi ini berkaitan dengan keakuratan data penimbangan yang didapatkan untuk menentukan status gizi balita.
“Ketepatan pengukuran dan penilaian status gizi merupakan hal yang perlu dievaluasi karena hasil pengukuran tersebut akan menentukan langkah intervensi yang akan dilakukan,” pungkasnya.(TM/Hz)