Banda Aceh – Larangan mudik yang dikeluarkan oleh pemerintah secara resmi menjadi perhatian banyak masyarakat.
Kebijakan untuk pencegahan virus Corona ini tertuang daam Surat Edaran (SE) Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.
Pasalnya, Hari Raya Idul Fitri merupakan momen silaturrahmi yang erat dikaitkan dengan mudik ini justeru dilarang untuk tahun kedua. Setelah sebelumnya larangn mudik juga diberlakukan pada tahun 2020 pada 24 April hingga 31 Mei. Sedangkan untuk 2021, larangan mudik berlaku mulai tanggal 6-17 Mei.
Hal ini membuat beberapa pemudik harus memanfaatkan waktu untuk pulang lebih awal dari tanggal yang ditentukan. Salah satunya Andika(24), warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Serbajadi Sumatera Utara.
Andika yang merupakan salah satu mahasiswa di universitas Banda Aceh memilih untuk pulang pada tanggal 3 Mei sebelum diberlakukan larangan mudik terutama keluar provinsi.
“Karna memang takut tidak bisa pulang ke Medan , jadi sebelum tanggal yang ditentukan saya balik, takutnya larangan itu memang dilakukan dengan ketat untuk memutuskan virus corona,” katanya saat dikonfirmasi melalui telephon.
Katanya, belum ada pemeriksaan maupun razia yang dilakukan pihak berwenang, namun ia tetap siaga dan selalu menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Kalau untuk bus, dari terminal Batoh sampai ke Medan , tidak ada pemeriksaan ketika dijalan. Tidak tau setelah tanggal itu,” sebutnya.
Sedangkan Eva (23), yang merupakan merupakan warga Lampoh Daya, Banda Aceh memilih untuk tidak mudik ke kampung kelahirannya di Binjai, Sumatera Utara karena tidak mungkin untuk melewati perbatasan provinsi.
“Tahun kemarin enggak pulang, tahun ini juga enggak bisa pulang, mau bagaimana lagi. Kita berharap dan berdoa semoga covid-19 bisa ditekan dan hilang dengan segera agar semuanya kembali normal,” harap Eva.[]
